Selasa, 29 Maret 2011

Ikan

Memelihara Kuda laut   
    Kuda laut (keluarga Syngnathidae), genus hippocampus,sosok mahluk laut anggun, yang terlihat seperti kuda kecil ini, sebenarnya adalah ikan juga hanya saja seperti ikan-ikan lain yang juga berbentuk aneh. Kuda laut sudah beradaptasi sedemikian rupa sehingga mempunyai posisi renang vertikal dengan kepala disebelah atas (bandingkan dengan ikan Pisau-pisau (Aeloiscus strigatus), yang juga mempunyai posisi renang yang vertikal. Hanya saja posisi kepalnya yang berada di bawah.
    Kuda laut mempunyai dekat yang layak dibahas disini, karena kebutuhan pemelihara yang hampir sama. Ikan ini hampir sama mempunyai bentuk fisik seperti kuda laut. Dan di alam mereka tinggal di habitat-habitat yang mirip dengan tempat tinggal kuda laut. Mereka adalah dari genus Doryrhampus dan Corythoicthys (pipefishes) atau ikan pipa atau disini terkenal dengan nama Bajulan. Ikan pipa juga mempunyai bentuk mulut yang memanjang, yang berguna untuk menyedot makanan.

Dasar Pemeliharaan

Akuarium
    Akuarium untuk memelihara kuda laut atau ikan pipa, harus mempunyai dimensi minimal 130(P) x 60(L) x 60(T) (dalam cm panjang dibuat sedemikian karena disesuaikan dengan panjang lampu TL 40 W). Dan batas untuk jumlah yang dipelihara, maksimum 6 ekor saja.
    Karena kuda laut adalah perenang yang lambat, perlu ditekankan aquarium untuk tempat memeliharanya harus khusus bagi kuda laut saja. Atau dengan beberapa jenis ikan lainnya, yang cocok tinggal dengannya, ikan-ikan laut yang lain, yang tidak cocok hidup dengan Kuda laut, jika di paksakan hanya akan membuat kuda laut kalah berkompetensi dalam mencari atau mendapatkan makanan.
    Aquarium Kuda laut seharusnya juga mempunyai rumput-rumput laut yang hidup didalamnya. Ini akan mendekatkan ekosistem dalam aquarium, agar mirip dengan lingkungan tinggal alaminya. Kuda laut suka mengaitkan ekornya sedemikian rupa pada sesuatu, biasanya pada rumput laut.
    Selain untuk kait bagi Kuda laut, rumput laut juag merupakan tempat tumbuh yang baik bagi beberapa makro plankton, yang bisa menjadi makanan tambahan bagi Kuda laut, misalnya Calanus sp., Idotea sp., Orchestia sp. Dan lain-lain

Filtrasi
    Seperti penulis sudah bahas pada artikel ikan hias air laut. Filter yang baik untuk memelihara Kuda laut dan Ikan Pipa. Adalah filter biologis. Yaitu dengan menggunakan batu karang sebagai media filter (tempat tumbuhnya bakteri pengurai). Jumlah batu karang yang minimal dibutuhkan sepertiga volume aquarium. Substrat yang dipakai bisa air laut atau pecahan karang DLL.
    Sementara itu arusnya juga tidak terlalu kuat bagi perenang-perenang yang pasif ini, pompa celup yang di gunakan harus mempunyai kemampuan untuk mengalirkan sebanyak dua atau empat kali kapasitas aquarium perjamnya. Misalnya pompa yang dibutuhkan adalah yang berkapasitas 800-1600 liter perjam.
    Karena Kuda laut tergolong perenang yang lamban. Maka dapatmengakibatkan Kuda laut tersedot kedalam lubang pompa hisap. Untuk itu di perlukan jaring besar, yang ditempatkandisekeliling lubang hisap, untuk mengurangi daya sedot pompa.
    Dialam alaminya Kuda laut tinggal diperairan yang tenang, di gua-gua dan lain-lain. Dimana arus alaminya tergolong lembut. Denagn kapasaitas pompa disebutkan diatas, bisa membuat arus yang kuat bagi Kuda laut. Untuk itu lubang output ditempatkan sedemikian rupa, sehingga tidak membuat arus dalam aquarium terlalu kuat. Lubang output dapat diarahkan sedikit menghadap kebatu karang agar mengurangi kekuatannya tanpa mengurangi fungsinya.

(Perhatian memelihara Kuda laut memerlukan dedikasi yang tinggi dan komitmen yang kuat dari penghobi, antara lain aquarium yang khusus dengan persiapan yang memerlukan waktu sedikitnya satu bulan penuh, dan pemberian makan dua kali sehari non-stop tanpa libur)

    Penggunaan protein skimmer juga dianjurkan terutama jika jumlah Kuda laut yang dipelihara cukup banyak. Sehingga memerlukan pemberian makan yang cukup. Protein skimmer bisa ditempatkan di aquarium yang utama, hanya saja perlu dicatat bahwa pompa penggerak untuk skimmer juga harus diberi saringan, agar kecelakaan Kuda laut tersedot di lubang hisap dapat dihindari.
    Jika diperlukan penggunaan kotak overflow(sump-semacam kotak khusus untuk filter, bagian dari sistem filterasi) juga bisa digunakan, maka skimmer bisa di tempatkan pada kotak ini.

Pencahayaan
    Pada dasarnya Kuda laut tinggal di daerah yang tidak terlalu terang pencahayaannya. Tetapi dalam aquarium yang didesign khusus baginya, maka cahaya sedang dengan jumlah satu watt per 2 liter, diperlukan untuk menjaga kelangsungan hidup bagi rumput-rumput laut dan kelangsungan rantai makanan.
    Seperti contoh dimensi diatas maka diperlukan 5 lampu TL 40 W, Masing-masing adalah: 2 lampu daylight/biolight dan 3lampu TL biru atau actinic blue untuk menambahkan kesan kebiruan.


Pesiapan
    Aquarium yang akan digunakan sebaiknya dicuci dan dibilas serta tanpa menggunakan detergen. Tempatkan Aquarium pada tempat yang tepat di dalam ruangan. Hindarkan dari sinar matahari langsung, untuk menghindarkan dari pertumbuhan lumut yang tidak diinginkan.
    Setelah aquarium diletakan, substrat dan pasir bisa langsung dimasukan dan batu karang di tata sesuai dengan keinginan, dan usahakan juga membentuk gua-gua kecil untuk tempat tidur bagi Kuda laut. Yang tidak kalah penting adalah penempatan pompa celup, atur sedemikian rupa agar tidak menghasilkan arus yang terlalu kuat didalam aquarium.
    Setelah air laut dimasukan, kali ini skimmer dan lampu, dinyalakan agar ekosistem segera tercipta. Dan seminggu kemudian rumput laut bisa di taruh di dalam aquarium.
    Rumput laut ini membutuhkan waktu untuk menyesuaikan diri sebelum berkembang biak didalam aquarium. Waktu yang diperlukan berkisar antara 2-6 minggu. Selama masa ini, beberapa jenis makro plankton juga berkembang biak didalam aquarium. Bisa juga agar ekosistem ini dipenuhi lebuh banyak lagi biota yang hidup didalamnya. Dan bisa diberikan pasir basah yang diambil dari pantai, atau aquarium yang sudah matang dari ekosistem.
    Setelah tiga atau empat minggu berjalan, pemberian karbon (dalam bentuk makanan ikan) bisa diberikan setiap hari dengan jumlah secukupnya misalnya satu sendok the setiap hari. Seperti dijelaskan sebelumnya makro plankton berguna sebagai makanan tambahan bagi kehidupan Kuda laut didalam aquarium. Setelah ekosistem ini matang yaitu satu atau tiga bulan kemudian, baru Kuda laut bisa di masukan.


Perawatan ikan maskoki di aquarium
(Ikan maskoki dinikmati sebagai ikan hias aquarium, dan jiga ada yang menikmati kecantikan ikan Maskoki di kolam taman, jenisnya berbeda dengan ikan maskoki bertubuh panjang, seperti jenis komet atau shubunkin. Di akuarium ikan maskoki bisa leluasa dipandang, dinikmati bentuk wajahnya yang unik, lambaiann siripnya dan gerakannya yang gemulai menggemaskan. Dan sebagai penghuni aquarium. Ikan maskoki membutuhkan perawatan dan perlakuan yang intensif. Banyak faktor yang menyangkut antara lain ukuran akuarium dan tingkat kepadatan hunian, volume dan mutu air, tempat ideal dan sinar untuk aquarium, jumlah dan mutu pakan yang diberikan, serta peralatan pendukung aquarium lainnya. Jika semua  kebutuhan tersebut terpenuhi dan terjaga dengan baik, anda bisa mengharapkan penampilan ikan maskoki anda tetap prima, cantik dan awet.)

Ukuran Akuarium Dan Tingkat Kepadatan Hunian
    Tempat paling umum untuk memelihara ikan maskoki adalah didalam rumah adalah akuarium kaca. Bentuk akuarium ini beraneka ragam, ada yang dibuat menyerupai guci mini, berbentuk segi empat panjang, kubus dan bentuk akuarium yang segi delapan.
    Hal penting yang harus diperhatikan pada saat anda membuat atau membeli akuarium adalah akuarium yang memiliki permukaan lebar. Dengan permukaan lebar, sirkulasi udara bebas yang mengandung oksigen lebih mudah berdifusi dengan air. Air sangat di butuhkan oleh semua ikan, juga ikan maskoki. Ikan mengkonsumsi oksigen terlarut lewat Ingsannya. Aapabila oksigen terlarut ini kurang akibat permukaan akuarium yang terlalu sempit, dan akuarium terletak diruangan tertutup, akan memicu terjadinya gangguan kesehatan, seperti nafsu makannya kurang, menurunnya kondisi kesehatan sehingga mudah terserang penyakit, dan berujung pada kematian ikan.
    Akuarium yang memiliki permukaan sempit, seperti gentong kaca ternyata digemari untuk memelihara ikan Makoki. Jika dipandang dari segi estetika, akuarium seperti gentong atau toples lebih manis dipandang daripada jenis formal. Hal penting yang perlu dikaetahui dari anda yang suka bentuk akuarium dari gentong ini, adalah sebaiknya volume air di kurangi sepertiga bagian, dengan begitu, permukaan air berada pada posisi terlebar dari akuarium. Kemudian jumlah ikan maskoki yang bisa anda pelihara di akuarium ini pun hanya bisa tiga sampai empat ekor saja.
    Dalam membeli atau merakit akuarium juga dikenal dengan adanya Ukuran minimum. Ukuran minimum yang dimaksud disini adalah perhitungan luas ruang ideal yang dibutuhkan oleh setiap cm tubuh ikan. Menurut para ahli perikanan, setaip 1cm panjang ikan maskoki, idealnya membutuhkan ruang seluas 60cm2. Cara mengukur panjang seekor ikan maskokki adalah dari bibir sampai pangkal ekor (tidak termasuk sirip ekor). Jika panjang rata-rata ikan Maskoki kurang lebih 6cm, yang ideal untuk mengisi akuarium itu hanya tiga ekor ikan maskoki. Dengan kondisi seperti itu, akuarium hanya sebagai wadah penampungan sementara (karantina) atau tempat untuk merawat ikan maskoki yang sakit.
    Menurut pengalaman para penghobi ikan maskoki. Akuarium yang ideal untuk memelihara ikan Makoki adalah yang berukuran 90 x 30 x 38 cm. Ukuran ini bisa dipakai untuk memelihara ikan maskoki dari berbagai ukuran. Selain itu kondisi dan suhu air juga lebih stabil. Jika dibandingkan dengan akuarium yang lainnya.

Volume Dan Mutu Air
    Air adalah segalanya bagi kehidupan ikan maskoki. Air akuarium untuk ikan maskoki bisa menggunakan air tanah (sumur dan pompa) atau air PDAM. Air sungan tidak dianjurkan untuk dipakai sebagai air akuarium. Karena sudah tercemar limbah pembuangan rumah tangga dan industri.
    Untuk air tanah tidak bisa digunakan langsung begitu saja sebagai pengisi akuarium. Karena dikhawatirkan berisi gas beracun. Sebelum digunakan endapkan air tanah ini selama 24 jam, kalau perlu di angin-anginkan dulu agar gas beracunnya menguap.
    Sementara untuk PDAM adalah air yang berasal dari olahan air sungai. Air PDAM ini juga tidak bisa digunakan untuk air akuarium, karena di khawatirkan masih mengandung zat beracun seperti chlorine. Zat ini bisa mengganggu kesehatan, bahkan bisa membunuh ikan, bila kadarnya tinggi. Agar air PDAM ini aman untuk kehidupan ikan maskoki di dalam akuarium. Kandungan chlorine ini harus dihilangkan dulu dengan cara menguapkannya.

Ada tiga cara untuk menghilangkan kandungan chlorine dalam air PDAM yaitu:
1. dengan mengangin-anginkan air PDAM ini ditempat terbuka selama 2-3 hari sebelum digunakan.
2. dengan sistem aerasi. Caranya dengan memasang aerator (kincir) dalam bak penampungan air. Air PDAM didalam bak diaerasi selama 24 jam setelah itu siap digunakan sebagai air akuarium ikan Maskoki.
3. Dengan membubuhkan obat anti chlorine, yang disebut, thiosulphate. Setiap 4,5 liter air PDAM dapat diberikan satu butir obat anti chlorine ini.

    Faktor lain yang menentukan air untuk ikan maskoki adalah suhu yang stabil, tingkat keasaman air akuarium, dan kandungan lumuut yang akan dijelaskan dalam edisi mendatang.

Mengenal jenis-jenis penyakit yang menyerang Ikan Discus

    Pada edisi lalu, telah dijelaskan tentang jenis-jenis penyakit yang menyerang mata, insang dan pencernaan ikan Discus. Dan pada edisi ini, akan dijelaskan tentang penyakit-penyakit yang menyerang lapisan kulitdan sirip pernafsan dan non-parasiter.

Penyakit dan lapisan kulit Sirip
    Lapisan kulit ikan yang terdiri dari dermis dan epidermis. Pada lapisan dermis terdapat sisik yang mengandung sel pigmen. Sel-sel pigmen tersebut bekerja berdasarkan rangsang yang diterima. Akibatnya dalam keadaan tertentu, warna ikan terlihat lebih cerah, tetapi dalam keadaan tertentu akan terlihat gelap. Pada lapisan epidermis terdapat sel-sel epithelium, yang didalmnya terdapat sel-sel tunggal. Sel-sel tunggal tersebut berfungsi sebagai penghasil Lendir. Lendir ini berfungsi sebagai membran semipermiable pengatur keseimbangan tekanan osmosis dan sumber pakan awal bagi burayak. Jika ikan discuse berada dalam kondisi fit, mikro organisme ini tidak akan memberi pengaruh potogenik. Tetapi jika ikan discus menurun, karena stress atau penyebab lainnya, mikro organisme tersebut bisa menjadi patogen dan bisa menyebabkan beberapa penyakit.
    Bagian sirip ikan discus terdiri atas deretan tulang pipih yang terhubung oleh lapisan membran. Yang dipenuhi sel-sel epithelium penghasil lendir.
    Adapun penyakit lapisan kulit dan sirip, umumnya disebabkan oleh oleh serangan bakteri dan serangan protozoa.
   
    Penyakit yang disebabkan oleh serangan bakteri antaralain adalah :
Fin Rot
Serangan bakteri pada sirip yang dikenal dengan fin rot ini disebabkan oleh kondisi pemeliharaan yang memperhatikan. Kualitas air yang buruk menyebabkan pertumbuhan berbagai bakteri penyebab penyakit ini. Awalnya pada ujung sirip akan terlihat bergigi. Pada tingkat selanjutya, membran yang menghubungkan sirip-sirip akan sobek, sehingga sirip tampak terkoyak. Pada bagian pangkal sirip, dalam bebrapa kasus, akan terlihat memerah seperti pendarahan. Bakteri pemicu penyakit fin rot ini berasal dari genus Aeromonas, Pseudomonas, dan Vibrio. Tetapi serangan ini tidak berpengaruh terhadap organ tubuh, sehingga untuk penangannnya cukup mudah, seperti memindahkan ikan kedalam akuarium yang berisi air bersih.
 Columnaris
Penyakit Columnaris ini disebabkan oleh bakteri bernama Flexibacter columnaris. Pada awalnya pada ujung sirik terlihat sebagai bintiki-bintik putih. Bintik tersebut akan melebar dan membentuk lapisan seperti kapas, sehingga terlihat seperti serangan jamur. Membran sirip akan terkoyak, memperlihatkan deretan tulang sirip, yang kadang juga ikut patah. Serangan bakteri ini dipicu karena kadar kualitas air yang, yaitu air yang berkadar anomia tinggi dan berkandung oksigen terlarut yang rendah. Terlebih ada lagi jika ada luka terbuka di bagian kulit seperti infeksi kulit atau rentannya lapisan ephiletium karena kekurangan vitamin.
Jika serangan ini menimpa ikan Discus yang berukuran di bawah 2 inchi, umumnya ikan discus akan sulit ditolong karena koloni bakteri dapat mencapai insang dan dapat menyebabkan pernafasan terganggu. Serangan bakteri ini harus ditindak lanjutii sedini mungkin. Pengawasan selama pengobatan juga perlu di lakukan dengan ketat, misalnya dua jam sekali. Pada infeksi yang parah, air dengan cepat akan menjadi keruh, sehingga diperlukan pergantian air secara total dan pengulangan pengobatan. Pada saat pengobatan ini, jangan menaikan suhu air, karena bisa mempercepat peledakan populasi bakteri.
Selain serangan bakteri, yang perlu anda waspadai adalah serangan protozoa. Jenis-jenis penyakit yang disebabkan oleh protozoa, antara lain :
White spot
sesuai dengan namanya, penyakit ini ditandai dengan timbulnya bintik-bintik putih di kulit dan sirip. Gejala yang bisa dilihat adalah ikan sering menggosok-gosokan badannya ke benda-benda yang berada didalam akuarium, dan hal tersebut justru mempercepat penyebaran penyakit ini. Meski di anggap sebagai serangan yang akut., white spot bisa menyebabkan kerusakan kulit dan sirip yang parah dan bisa menyebabkan kematian. Menaikan suhu air sampai 30derajat C dapat disaat pengobatan bisa membantu proses penyembuhan.

Costia 
penyakit ini disebabkan oleh sejenis flagelatta dari kelompok protozoa, yang bernama Costia necatrix. Kloninya bisa dijumpai melekat dikulit, lalu merusaknya secara perlahan, mereka masuk ke lepisan lendir kemudian masuk kelapisan selanjutnya.  Lepasnya lapisan sisik merupakan pertanda bahwa ikan discus sudah terinfeksi protozoa ini. Lapisan kulit ikan discus akan terlihat memar kemerah-merahan. Serangan ini sering diikuti oleh infeksi jamur. Timbulnya penyakit ini merupakan pertanda melemahnya daya tahan tubuh ikan Discus, jika ini terjadi, anda perlu memperhatikan kembali tentang prosedur perawatan yang digunakan. Ikan discus muda lebih rentan terserang penyakit ini.
Costia rentan terhadap temperatur air diatas 30derajat C, oleh sebab itu selama terapi pengobatan dilakukan,dianjurkan untuk menaikan suhu air sampai 32derajat C.

Oodinium
Penyakit ini ditimbulkan oleh Oodinium pillularis. Dan penyakit yang paling dikenal oleh pemelihara ikan Discus. Serangan penyakit ini akan mengakibatkan warna kulit ikan discus menjadi gelap. Jika ikan dilihat dari depan akan terlihat membuju, permukaan kulit akan terlihat seperti beludru.
Penyakit ini akan menyerang lapisan kulit ikan Discus, tetapi gejala yang dikenal adalah berkumpulnya koloni ikan disalah satu sisi akuarium. Merebahkan diri didasar akuarium, atau berkumpulo mendekati permukaan air. Jika penyakit ini tidak segera ditangani akan menyebar ke akuarium-akuarium yang lain dan mnyebabkan wabah.
Oodinium pillularis termasuk dalam jenis dinoflaggellata, dan berbeda dengan flaggellata lainnya. Setelah merekat di[permukaan kulit mereka melepaskan flagel dan membentuk Rhizoid, yaitu suatu bentuk filamen yang membentuk seperti akar. Aktifitas ini lama kelamaan akan menyebabkan kerusakan pada jaringan kulit, akibat matinya sel-sel kulit. Cara menyerang yang begitu sering menyebabkan serangan velvet ini digolongkan dalam infeksi yang disebabkan oleh jamur. Samapai saat ini banyak tanggapan bahwa Oodinium sulit di tangani. Pada saat penetrasi awal oleh Oodinium daya tahan tubuh ikan discus menurun secara drastis. Hal itu membuka pintu bagi beberapa makro organisme patogen lain untuk turut berperan. Penangan terhadap penyakit ini perlu dilakukan sedini mungkin, dengan melakukan pengamatan gejala-gejala awal yang terjadi. Penggunaan dosis yang tepat juga berperan penting untuk mempercepat reduksi bibit penyakit.

Penyakit TBC
seperti pada manusia, TBC pada ikan juga disebabkan oleh jenis mikro bakteria yang bernama Piscine tuberculosis. Serangan bakteri ini akan merebak, pada saat ikan berada pada titik terlemah. Kondisi pemeliharaan yang tidak kondusif dan defisiensi dapat mengakibatkan pemicu terjadinya TBC.
Gejala diawali dengan menurunnya selera makan, kemudian ikan akan menyendiri dari koloninya dan menurunnya reaksi dan refleks. Kemudian ikan discus akan terlihat kurus dengan perut cekung, warna tubuh memudar, dan mata membesar seperti terserang penyakit pop eye.
Sampai saat ini, belum ada metode pengobatan yang pasti untuk penyakit ini, bahkan ada yang mengatakan bahwa penyakit ini tidak dapat disembuhkan. Beberapa juga mengatakan bahwa penyakit ini tidak menular. Perlakuan karantina terhadap ikan discus yang terserang TBC ini harus dilakukan karena menghindari dari kemungkinan-kemungkinan penyebab penyakit lainnya. Penyakit TBC lebih potensial terjadi di akuarium yang kepadatannya sangat tinggi.

Penyakit non-parasiter
Yang dimaksud dengan penyakit non-parasiter disni adalah perubahan-perubahan fisik dan fungsi yang tidak disebabkan oleh mikro organisme patogen, meskipun meskipun gejala-gejala yang ditimbulkan hampir sama dengan gejala penyakit yang disebabkan oleh parasit. Masalah herideiter sering mengarah pada cacat bawaan. Indukan yang sering menghasilkan anakan yang cacat, lebih baik tidak berproduksi lagi. Prosedur pemeliharaan yang kurang tepat mengarahkan pada kelainan-kelainan fisik maupun fisiologis ikan. Kesalahan pada pada pakan yang kekurangan vitamin dan juga mineral. Untuk mengatasinya, tidak perlu suatu metode pengobatan, Seiring dengan upaya pembenahan terhadap penyebab permasalahan, berbagai gejala yang timbul diharapkan bisa diatasi.  
  

1 komentar:

Melly mengatakan...

Sulit juga ya memelihara ikan discus yang angun ini.

Posting Komentar